Selasa, 28 Januari 2020

Metode Mengelola Institusi PAUD Supaya Diminati Masyarakat




Menjadi LPAUD yang diminati masyarakat, yakni hasrat bagi tiap-tiap LPAUD. Bukan hal yang gampang untuk menghasilkan hal itu, tetapi juga bukan sesuatu yang susah, bagi LPAUD yang berharap berprofesi keras. Sebagian indikator yang dapat dibuat rujukan dalam memaksimalkan LPAUD ialah Standar  Nasional Pengajaran (SNP) PAUD yang  tertuang dalam Permendikbud 146 tahun 2014.Standar Nasional Pengajaran Kecil Umur Dini berikutnya disebut Standar PAUD ialah kriteria seputar pengelolaan dan penyelenggaraan PAUD di segala kawasan regulasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.(Kemendikbud, 2014)

Ruang lingkup, fungsi dan tujuan standar PAUD
sebagaimana tertuang dalam Permendikbud Nomor 146 tahun 2014 ialah ; a. Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Kecil; b. Standar Isi; c. Standar Progres; d. Standar Pengukuran; e. Standar Pengajar dan Energi Kependidikan; f. Standar Sarana dan Prasarana; g. Standar Pengelolaan; dan h. Standar Pembiayaan. Standar PAUD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yakni satu kesatuan yang tak terpisahkan dalam pengelolaan dan penyelenggaraan
pengajaran si kecil umur dini. Standar PAUD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi rujukan dalam pengembangan, implementasi, dan evaluasi kurikulum PAUD.(Kemendikbud, 2014)

Untuk menjadi LPAUD yang berkwalitas, paling tak patut memenuhi standar PAUD yang telah ditentukan oleh pemerintah menurut permendikbud hal yang demikian. Indikator kualitas LPAUD ialah poin akreditasi yang dikeluarkan oleh Badan Akreditadi Nasional Pendidkan Pengajaran Kecil Umur Dini dan Pengajaran Nonformal (BAN-PNF). Dengan demikian hal pertama yang patut dilihat oleh LPAUD ialah penataan standar PAUD yang telah dikendalikan dalam Permendikbud hal yang demikian. Untuk menghasilkan hal hal yang demikian, tentunya dibutuhkan tarif, dan kerja keras dari segala bagian LPAUD, mulai dari Badan Pengelola, Kepala, Sekolah, Guru dan Ayah murid serta masyarakat.

Pada kenyataannya beberapa besar LPAUD  utamanya LPAUD swasta mengalami kesusahan dalam memenuhi standar hal yang demikian imbas kurangnya dana yang dimiliki. Beberapa besar LPAUD swasta cuma mengandalkan sumber pendanaan dari tarif SPP yang dibayarkan si kecil tiap-tiap bulan dengan nominal yang rendah, rata-rata  mulai dari 10 ribu sampai 50 ribu. Sumber dana yang diperoleh ini tak sepadan dengan keperluan LPAUD dalam menyelenggarakan pelajaran.
Pun di sebagian daerah, guru rela tak digaji, supaya cara kerja pelajaran konsisten berlangsung. Jadi boro-boro memenuhi Standar PAUD, untuk memenuhi keutuhan sehari-hari saja belum cukup.

Kemudian, bagaimana taktik yang ideal supaya LPAUD bisa diminati masyarakat dengan keadaan keterbatasan yang dimiliki oleh LPAUD ? Dalam artikel ini aku mencoba memberikan pilihan sistem  yang dapat dijalankan, antara lain ialah :

Pertama : Tunjukkan kwalitas atau hasil pelajaran si kecil yang menonjol dan dapat dinikmati oleh orang
tua.
Seumpama, Kita mengajari sopan santun terhadap si kecil, tata sistem memperkenalkan permintaan terhadap orang tua dengan sistem berbisik (pembiasaan si kecil memperkenalkan permintaan dengan berbisik). Kita maklum bahwa beberapa besar si kecil-si kecil memperkenalkan permintaan terhadap orang tua dengan berteriak, malah dengan nada tinggi, pun kadang disertai dengan tangisan pilu. Istiadat ini acap kali membikin orang tua malu sebab didengar oleh tetangga, atau orang disekitarnya. Apalagi sekiranya yang dipinta diluar kecakapan dan keinginan orang tua. Dengan budaya berbisik hal yang demikian, menjadi solusi bagi orang tua terhindari dari rasa malu, dan si kecil meningkat sopan santunnya. Sesudah orang
tua menikmati manfaat dari LPAUD, pastinya para orang tua dengan sendirinya akan menyebutkan terhadap orang disekitarnya seputar kwalitas LPAUD dimana si kecilnya diajarkan.
Kedua :  Komunikasi yang bagus antara pihak LPAUD dengan orang tua.
Berdasarkan Riant Nugroho (2004:72) tujuan komunikasi ialah menghasilkan pemahaman bersama atau merubah persepsi, malah perilaku. Padahal berdasarkan Katz an Robert Kahn yang yakni hal utama dari komunikasi ialah
pertukaran berita dan penyampaian makna suatu system social atau organisasi LPAUD pada waktu yang diatur mengadakan sosialiasi visi, misi dan tujuan serta program LPAUD terhadap masyarakat, bagus melewati forum pertemuan orang tua ataupun melewati forum lainnya. Kali ini dijalankan untuk menjaga supaya tak terjadi perbedaan tujuan
dalam mengajar si kecil.  Semisal kita jumpai si kecil linglung, mengenai siapa yang benar, orang tua ataukah gurunya di LPAUD. Seumpama guru mengajari si kecil berbagi, tetapi disisi lain orang tua melarang si kecilnya berbagi, dan banyak
figur lainnya.
Ketiga :  Ciptakan wadah kreativitas dan prestasi si kecil yang bisa diamati seketika oleh masyarakat.
Salah satu wadah kreativitas dan prestasi si kecil ialah dengan diselenggarakannya panggung seni, umumnya diadakan tiap-tiap akhir tahun pembelajaran. Panggung Seni diisi dengan tarian, baca puisi, baca doa harian, bernyanyi dan lain-lain oleh si kecil-si kecil pada LAPUD. Panggung Seni menjadi kekuatan tarik tersendiri bagi masyarakat. Masyarakat bisa secara seketika bisa memperhatikan kreativitas serta prestasi si kecil-si kecil sehingga bisa menjadi kancah promosi yang benar-benar tepat sasaran bagi LPUAD.
Keempat :  Progres pelajaran melibatkan masyrakat (pelajaran berbasis masyarakat)
Semisal pelajaran yang dilakukan LPAUD tak cuma didalam kelas, tetapi bisa juga dilakukan
diluar kelas melibatkan masyarakat. Kali ini disamping yakni aktivitas yang benar-benar disukai si kecil-si kecil, aktivitas ini bisa juga bisa juga menjadi kembanggaan utamanya bagi masyarakat yang terlibat seketika dalam pengerjaan
pelajaran. Seumpama aktivitas bercocok tanam yang dilakukan di kebun masyarakat, aktivitas mengetahui hewan, ikan, kambing, sapi dan lain-lain, di kolam atau sangkar milik masyarakat. secara prinsip pengajaran berbasis masyarakat ialah pengajaran yang dirancang, dikendalikan, dilakukan, dievaluasi dan dioptimalkan oleh masyarakat yang
mengarah pada usaha untuk menjawab tantangan dan kans yang ada dengan berorientasi pada masa depan serta memanfaatkan kemajuan teknologi.  pengajaran ini yang dioptimalkan atas inisiatif warga masyarakat untuk menjawab problema hidupnya, dikelola secara mandiri dengan memanfaatkan fasilitas yang dimiliki
masyarakat serta menekankan pentingnya partisipasi tiap-tiap warga pada tiap-tiap aktivitas belajar. Oleh sebab itu, pengajaran berbasis masyarakat pada dasarnya dirancang oleh masyarakat untuk membelajarkan mereka sendiri sehingga lebih berdaya, dalam arti mempunyai energi untuk membangun dirinya sendiri melewati interaksi dengan lingkungannya. (Zubaedi, n.d.)
Kelima :  Alat Permainan Edukatif (APE) luar yang komplit.
Alat permainan yang komplit, terpasang rapi, penuh warna warni di luar gedung sekolah menjadi kekuatan tarik tersendiri bagi masyarakat, utamanya si kecil-si kecil untuk belajar di LPAUD hal yang demikian. Beberapa besar si kecil-si kecil mewujudkan alasan adanya APE luar untuk berguru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar